Pada umumnya ciri-ciri perkembangan bayi dan anak kecil
 sifatnya individual dan kontekstual. Bayi dapat mengalami dan 
menghayati secara langsung keadaan di sekitarnya melalui indera mereka 
seperti melihat, mendengar, mengecap, mencium, dan merasakan. Bayi yang 
berkembang secara normal akan secara aktif memfungsikan inderanya untuk 
menangkap, merasakan, dan menghayati hal-hal yang ada di luar dirinya 
secara langsung.
Dengan demikian orang dewasa sangat memegang peranan penting dalam 
membantu anak dalam ketidakberdayaannya melalui sosialisasi nilai-nilai,
 kebiasaan,dan norma-norma kehidupan sosial. Hubungan yang hangat dan 
positif antara orang dewasa dengan bayi dan anak-anak akan membantu bayi
 dan anak kecil untuk dapat mengembangkan rasa percaya diri terhadap 
lingkungan. Selain itu, orang dewasa perlu mengajarkan nilai-nilai dasar
 bagi pengembangan disipiln, kemandirian, dan tanggung jawab anak. 
Misalnya anak mulai dilatih, dibiasakan,dan dididik untuk dapat mengatur
 diri sendiri seperti makan, berpakaian, mandi serta buang air.
Ciri-ciri perkembangan anak adalah sebagai berikut.
- 1.                 Masa Bayi (0-2 tahun)
 
Masa bayi adalah fase pertumbuhan dan perkembangan yang penting dalam
 sejarah kehidupan manusia. Periode ini juga dianggap periode vital 
karena masa ini merupakan masa pembentukan awal anak baik jasmani maupun
 mentalnya. Pada saat bayi lahir, kemampuan otak telah terbentuk selama 
dalam kandungan sekitar 50% dan kemampuan itu terus bertambah sampai 
dengan umur lima tahun. Pertumbuhan jasmani otak sangat bergantung 
kepada kodisi kesehatan.
Pada usia 1-3 bulan, aktivitas bayi dalam sehari semalam 75%, 
sedangkan 25% sisanya terdiri atas gerak spontan, makan, minum,reaksi 
negatif seperti menangis, dan keadaan samar-samar.
Pada usia 4-6 bulan 50% aktivitas bayi dalam sehari semalam adalah 
tidur, sedangkan 50% lainnya diisi dengan aktivitas gerak spontan, 
makan-minum, reaksi negatif, bangun yang tenang, antara bangun dan 
tidur, dan bereksperimen.
Pada usia 7-10 bulan 50% aktivitas bayi dalam sehari semalam tidur, 
50% lainnya digunakan untuk aktivitas makan, minum, bangun yang tenang, 
reaksi negatif, antara bangun dan tidur, gerakan impulsif dan 
reaksi-reaksi lainnya. Beberapa perubahan aktivitas bayi pada bulan ke 
10, anak sudah jarang menangis, menampilkan ekspresi muka yang lucu, 
dari merangkak mencoba belajar berdiri, berupaya menjangkau dan memegang
 benda sekitarnya dan memasukannya ke mulut, mulai belajar mengucapkan 
kata-kata untuk menyatakan pikiran dan perasaannya.
- 2.                 Anak kecil (2-3 tahun)
 
Ciri perkembangan penting pada masa anak kecil, ialah anak oleh 
karena telah mencapai kematangan dalam perkembangan motorik, seperti 
berjalan, belari,menggulingkan badannya, menangkap, melempar, memukul, 
menendang; dan juga mencapai kematangan dalam berbicara, maka anak mulai
 memasuki fase “membebaskan diri” dari dekapan ibu dan lingkungan 
perlakuan sebagai bayi. Dengan kematangan yang dicapai anak kecil mulai 
bereksplorasi dengan lingkungan fisik dan sosial. Apa saja yang ada 
disekitarnya ingin di pegang, dicari tahu apa, mengapa, bagaimana. Rasa 
ingin tahu (sense of curiosity) anak mulai tumbuh. Anak mulai 
mengembangkan hubungan sosial. Ia mulai ingin terlibat dalam aktivitas 
bermain dengan teman sebaya, walaupun belum intensif, cenderung bermain 
dengan aktivitas sendiri. Ia hanya senang berada di antara 
teman-temannya sambil mengamat-amati cara-cara dan aturan permainan. 
Dalam hal menggambar, tampak anak sekedar mencoret-coret saja sebagai 
awal dari masa menggambar sebenarnya.
Masa anak kecil adalah momentum awal bagi upaya melakukan 
pembimbingan secara intensif, sistematis, dan profesional bagi anak 
sebab pada masa inilah anak mulai mengembangkan kemampuan dalam 
simbol-simbol mental, berimaginasi, berbicara untuk berkomunikasi, 
menggambar, dan bermain.
- 3.                 Anak Pra Sekolah & Taman Kanak-kanak (4-5 tahun)
 
Ciri perkembangan penting pada usia 4-5 tahun dari segi kemampuan 
motorik ialah anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi 
motorik: kaki, tangan, kepala, dan badan. Perkembangan kemampuan motorik
 ini diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosio-emosional anak.
Kematangan dalam perkembangan berbagai aspek motorik, intelektual, 
emosional, sosial dan moral rata-rata anak usia 4-5 tahun, maka 
dikembangkan satu sistem pendidikan yang dikenal di TK. Prinsip 
pendidikan TK adalah mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual, 
emosional, moral, spiritual,dan sosial, memalui aktivitas bermain. Jadi 
aktivitas bermain merupakan kurikulum lokomotif bagi anak dalm proses 
belajar mengembangkan berbagai aspek kemampuan diri yang dimilikinya. 
Oleh karena itu pendidikan di TK sebenarnya berorientasi kepada 
pemantapan kemampuan motorik, pengembangan kemampuan intelektual, 
emosional dan kreativitas, serta peletakan dasar nilai-nilai moral dan 
disiplin pada anak melalui aktivitas bermain, sebagai persiapan memasuki
 pendidikan formal di Sekolah Dasar. Dengan demikian, bagi para guru dan
 pembimbing anak TK perlu memahami mengenai orientasi dan strategi utama
 dalam pembelajaran. Imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk 
mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan adalah ciri utama 
aktivitas anak pada usia 4-5 tahun.
- 4.                 Anak usia awal sekolah (6-8 tahun)
 
Usia awal sekolah sekitar 6-8 tahun, dimana anak duduk di kelas 1,2 
dan 3 SD menunjukan beberapa ciri perkembangan penting. Pada kelas-kelas
 awal SD aspek perkembangan yang menonjol berkenaan dengan 
harapan-harapan sosial anak memasuki sekolah. Perkembangan intelektual 
anak pada usia ini beralih dari intelegensi sensori motor ke intelegensi
 konseptual.
Perkembangan fisik dan kemampuan motorik pada anak di kelas-kelas 
awal memerlukan perhatian khusus. Sebab pada usia prasekolah, hampir 
seluruh aktivitas anak di dalam rumah, di lingkungan sekitar maupun di 
TK dihabiskan melalui aktivitas bermain. Itu berarti hampir seluruh 
aktivitas dicurahkan untuk memberi kesempatan kepada pengembangan 
kematangan fisik dan kemampuan motorik. Sementara memasuki kelas-kelas 
awal SD, yaitu kelas 1,2 dan 3, sebagian aktivitas bermain anak mulai 
diganti dengan aktivitas formal, yaitu aktivitas belajar yang ditunjukan
 untuk pengembangan aspek intelektual, kesadaran moral dan sikap sosial.
Keseluruhan aktivitas pendidikan, bimbingan dan pengembangan disipiln
 di kelas-kelas awal SD seyogyanya diarahkan kepada pengembangan 
moralitas konven-sional pada anak. Upaya-upaya pengembangan disipin anak
 usia kelas awal, seperti disipilin sekolah, disipilin belajar dalam 
kelas, disiplin di perpustakaan, disiplin bermain di sekolah, disiplin 
belajar dan bermain di rumah, disiplin belajar dan bermain dengan teman 
sebaya, merupakan bagian dari strategi pengembangan moralitas 
konven-sional pada anak.
Tujuannya ialah agar anak dapat menunjukan perilaku yang sesuai 
dengan aturan-aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di 
lingkungannnya. Kepatuhan untuk menjalankan aturan-aturan itu bukan 
karena hukuman fisik, tetapi agar terhindar dari kecaman dan 
ketidaksetujuan sosial. Karena itu strategi pengembangan disiplin 
diarahkan kepada proses belajar mengenal aturan-aturan dan kepatuhan 
untuk menjalankan aturan itu secara konsisten. Konsistensi guru dan para
 pembimbing untuk menjalankan aturan, serta pengawasan yang kontinyu 
terhadap perilaku disiplin anak dalam pembentukan disiplin; pada 
gilirannya hal ini akan bermuara pada peningkatan kesadaran dan perilaku
 moral anak.